CBEM Untuk Lingkungan



Kota Cimahi adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak di sebelah barat Kota Bandung, sebelah Timur Padalarang, sebelah Selatan Lembang dan sebelah Utara Soreang. Cimahi dahulu bagian dari Kabupaten Bandung, yang kemudian ditetapkan sebagai kota administratif pada tanggal 29 Januari 1976. Pada tanggal 21 Juni 2001, Cimahi ditetapkan sebagai kota otonom. Kota Cimahi terdiri atas 3 kecamatan, yang dibagi lagi atas 15 kelurahan.
Kota Cimahi memiliki luas wilayah sekitar 48,42 km². Walaupun kecil, tapi kota Cimahi tidak lantas membiarkan penataan kotanya asal-asalan. Penataan kota Cimahi yang terlihat simpel, rapih dan hijau dimana-mana menjadikan kota mungil ini tampak lebih indah dan ramah lingkungan.
Bukan hal yang tabu bila kota Cimahi benar-benar peduli terhadap masalah lingkungan. Hal ini dikarenakan kota Cimahi benar-benar peduli dalam menjaga lingkungannya. Bagi kota Cimahi, masalah tersebut harus ditangani secara serius dan mulai disosialisasikan kepada para siswa-siswi di kota Cimahi.
Sebagai langkah nyata pemerintah kota Cimahi, adalah dengan membuat sebuah komunitas bagi para masyarakat dan dominannya para siswa cinta lingkungan yang diberi nama CBEM yang merupakan singkatan dari Community Based Environment Monitoring. Komunitas ini terdiri dari siswa-siswi se-Kota Cimahi dan para ibu-bapak PKK dari setiap kelurahan. CBEM terdiri dari 3 kelompok, diantaranya kelompok pecinta alam dengan seragam berwarna oranye, kelompok pecinta lingkungan dengan seragam berwarna hijau dan kelompok pelajar dengan seragam berwarna biru.
Beberapa kegiatan yang telah CBEM laksanakan, diantaranya: kegiatan penyuluhan mengenai lingkungan, kegiatan presentasi program kerja CBEM dari setiap SMA dan kegiatan lomba kabaret bagi siswa SMA se-kota Cimahi. Kegiatan penyuluhan mengenai lingkungan dilaksanakan di Cikole pada tanggal 29 Oktober 2011 dan berlangsung kurang lebih selama 2 hari 1 malam. Di acara tersebut, setiap peserta diajak untuk melaksanakan observasi lingkungan dan mengetahui dampak penggunaan sabun yang berlebihan terhadap ekosistem dan pH air, yang dirangkai dalam satu set kegiatan post to post. Beberapa games dan senam pagi pun turut mewarnai acara tersebut, yang menjadikan acara itu lebih menyenangkan. Hal ini sangat berdampak positif karena selain dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, tapi juga dapat mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota CBEM.
Kegiatan presentasi program kerja CBEM dari setiap SMA dilaksanakan di SMAN 4 Cimahi pada bulan Februari 2012. Perlu diketahui, SMAN 4 Cimahi merupakan sekolah pertama di Kota Cimahi yang meraih penghargaan tingkat nasional. Setelah pada tahun 2010, sekolah tersebut menjadi juara tiga lomba Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tingkat nasional.  SMA yang terletak di Jalan Kihapit Barat No. 323 Cimahi Selatan ini berhasil meraih piagam Adiwiyata Nasional dari Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh dan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya di Istana Negara Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa 5 Juni 2012. Ini membuktikan bahwa kota Cimahi siap bersaing dengan kota lain di tingkat nasional, khususnya dalam bidang lingkungan dan kebersihan.
Kegiatan terakhir adalah lomba kabaret yang dilaksanakan di alun-alun Cimahi pada bulan Juni 2012 sekaligus memperingati hari ulang tahun kota Cimahi yang ke-11. Lomba ini terdiri dari 2 kategori, yang pertama adalah kategori untuk siswa SMA dan yang kedua adalah kategori untuk ibu-bapak PKK dari setiap kelurahan. Lomba ini diikuti oleh 3 SMA, diantaranya SMAN 2 Cimahi, SMAN 5 Cimahi dan SMKN 3 Cimahi dan juga beberapa kelurahan. Setiap peserta berusaha sebaik mungkin untuk mengemas kampanye peduli lingkungan mereka dalam kabaret yang menarik. Peserta pun menyertakan berbagai barang daur ulang yang telah mereka buat dalam kabaretnya. Selain lomba kabaret, acara tersebut juga diramaikan oleh beberapa stand dan hiburan berupa band. Seluruh kegiatan yang saya sebutkan diatas tentunya dihadiri oleh walikota Cimahi, yaitu Pak Ir. H. M. Itoc Tochija, MM beserta istri, yaitu Bu  Atty Suharty.
Saya rasa keputusan Cimahi untuk memisahkan diri dan menjadi kota mandiri sangat tepat, karena rupanya kota mungil ini dapat berkembang dengan pesat. Baru saja umurnya genap menginjak 11 tahun, tapi kota Cimahi sudah mampu menyabet beberapa penghargaan tingkat Nasional seperti piala Adipura untuk yang ketiga kalinya. Kota Cimahi sendiri pertama kali menerima Adipura pada 2009 dan 2010. Sedangkan pada 2011 Cimahi absen dan baru bisa kembali mendapatkannya di tahun 2012.
Prestasi ini tidak lepas dari peran serta dukungan para anggota CBEM, yang telah mensosialisasikan ilmu yang telah mereka dapat mengenai lingkungan kepada sesamanya. Bagi para anggota CBEM utusan dari setiap SMA di kota Cimahi memiliki kewajiban dan tugas untuk terus mensosialisasikan masalah lingkungan dan tetap melestarikan lingkungan. Mereka pun harus melaksanakan program kerja yang sebelumnya telah mereka presentasikan. Setiap tahun, akan dipilih lagi anggota CBEM baru utusan dari setiap SMA sebagai regenerasi organisasi.
Tapi walaupun begitu, seperti yang pernah saya baca di sebuah surat kabar, bahwa kota Cimahi masih perlu penghijauan meskipun kelihatannya dikelilingi oleh lahan-lahan subur yang produktif seperti sawah, kebun, bukit, dan lain-lain. Seperti contohnya di taman atau ruang terbuka hijau masih belum ideal. Jadi, kota Cimahi berencana akan menambah taman kota sebagai ruang terbuka hijau untuk umum.
Apapun keputusan yang akan diambil pemerintah kota Cimahi tentunya akan selalu saya dukung, selama hal itu baik dan menyangkut kemaslahatan bersama. Lagipula, masalah lingkungan ini sangat penting dan bisa saja menjadi masalah serius di kemudian hari. Masalah lingkungan ini mungkin tidak memberikan dampak negatif sekarang, tapi tidak ada salahnya apabila kita mencegah masalah tersebut. Terlebih, selama ini manusia yang merusak bumi dengan berbagai cara. Contohnya, membuang sampah sembarangan, penebangan hutan secara ilegal, dan manusia jugalah yang menyumbangkan bermacam-macam polusi, baik polusi cahaya, polusi udara, dan polusi lainnya.  Manusia yang telah mengeksploitasi lingkungan dan bumi secara besar-besaran tanpa ada timbal balik untuk memperbaiki bumi. Bagi saya sebagai siswa SMA, cara melestarikan bumi tak perlu dengan cara yang muluk-muluk. Terlebih, saya sama sekali tidak memiliki kekuasaan sebesar kekuasaan yang dimiliki pemerintah. Tapi, saya punya cara tersendiri untuk menjaga lingkungan. Contohnya, dengan menghemat pemakaian kertas untuk mencetak dokumen atau menulis. Cara lainnya adalah dengan senantiasa membuang sampah pada tempatnya, tidak merusak tanaman di sekitar lingkungan sekolah atau rumah, sebisa mungkin menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi, tidak menghambur pemakaian air dan sabun, dan lain-lain.
Pemerintah Cimahi, telah mampu menunjukkan ketanggapannya dalam menata dan mengurus kota. Dengan luas wilayah yang minim, tentunya jumlah sampah yang dihasilkan kota Cimahi pun tidak akan sebanyak kota Bandung, Karawang, apalagi kota Jakarta. Namun, hal itu tidak menyurutkan kota Cimahi untuk terus memperbaiki diri dan senantiasa menjadikan kota Cimahi yang hijau, bersih, rapih, dan nyaman bagi seluruh masyarakat.

Rujukan :

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

CBEM Untuk Lingkungan

Jumat, 03 Agustus 2012 - - 0 Comments



Kota Cimahi adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak di sebelah barat Kota Bandung, sebelah Timur Padalarang, sebelah Selatan Lembang dan sebelah Utara Soreang. Cimahi dahulu bagian dari Kabupaten Bandung, yang kemudian ditetapkan sebagai kota administratif pada tanggal 29 Januari 1976. Pada tanggal 21 Juni 2001, Cimahi ditetapkan sebagai kota otonom. Kota Cimahi terdiri atas 3 kecamatan, yang dibagi lagi atas 15 kelurahan.
Kota Cimahi memiliki luas wilayah sekitar 48,42 km². Walaupun kecil, tapi kota Cimahi tidak lantas membiarkan penataan kotanya asal-asalan. Penataan kota Cimahi yang terlihat simpel, rapih dan hijau dimana-mana menjadikan kota mungil ini tampak lebih indah dan ramah lingkungan.
Bukan hal yang tabu bila kota Cimahi benar-benar peduli terhadap masalah lingkungan. Hal ini dikarenakan kota Cimahi benar-benar peduli dalam menjaga lingkungannya. Bagi kota Cimahi, masalah tersebut harus ditangani secara serius dan mulai disosialisasikan kepada para siswa-siswi di kota Cimahi.
Sebagai langkah nyata pemerintah kota Cimahi, adalah dengan membuat sebuah komunitas bagi para masyarakat dan dominannya para siswa cinta lingkungan yang diberi nama CBEM yang merupakan singkatan dari Community Based Environment Monitoring. Komunitas ini terdiri dari siswa-siswi se-Kota Cimahi dan para ibu-bapak PKK dari setiap kelurahan. CBEM terdiri dari 3 kelompok, diantaranya kelompok pecinta alam dengan seragam berwarna oranye, kelompok pecinta lingkungan dengan seragam berwarna hijau dan kelompok pelajar dengan seragam berwarna biru.
Beberapa kegiatan yang telah CBEM laksanakan, diantaranya: kegiatan penyuluhan mengenai lingkungan, kegiatan presentasi program kerja CBEM dari setiap SMA dan kegiatan lomba kabaret bagi siswa SMA se-kota Cimahi. Kegiatan penyuluhan mengenai lingkungan dilaksanakan di Cikole pada tanggal 29 Oktober 2011 dan berlangsung kurang lebih selama 2 hari 1 malam. Di acara tersebut, setiap peserta diajak untuk melaksanakan observasi lingkungan dan mengetahui dampak penggunaan sabun yang berlebihan terhadap ekosistem dan pH air, yang dirangkai dalam satu set kegiatan post to post. Beberapa games dan senam pagi pun turut mewarnai acara tersebut, yang menjadikan acara itu lebih menyenangkan. Hal ini sangat berdampak positif karena selain dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, tapi juga dapat mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota CBEM.
Kegiatan presentasi program kerja CBEM dari setiap SMA dilaksanakan di SMAN 4 Cimahi pada bulan Februari 2012. Perlu diketahui, SMAN 4 Cimahi merupakan sekolah pertama di Kota Cimahi yang meraih penghargaan tingkat nasional. Setelah pada tahun 2010, sekolah tersebut menjadi juara tiga lomba Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tingkat nasional.  SMA yang terletak di Jalan Kihapit Barat No. 323 Cimahi Selatan ini berhasil meraih piagam Adiwiyata Nasional dari Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh dan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya di Istana Negara Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa 5 Juni 2012. Ini membuktikan bahwa kota Cimahi siap bersaing dengan kota lain di tingkat nasional, khususnya dalam bidang lingkungan dan kebersihan.
Kegiatan terakhir adalah lomba kabaret yang dilaksanakan di alun-alun Cimahi pada bulan Juni 2012 sekaligus memperingati hari ulang tahun kota Cimahi yang ke-11. Lomba ini terdiri dari 2 kategori, yang pertama adalah kategori untuk siswa SMA dan yang kedua adalah kategori untuk ibu-bapak PKK dari setiap kelurahan. Lomba ini diikuti oleh 3 SMA, diantaranya SMAN 2 Cimahi, SMAN 5 Cimahi dan SMKN 3 Cimahi dan juga beberapa kelurahan. Setiap peserta berusaha sebaik mungkin untuk mengemas kampanye peduli lingkungan mereka dalam kabaret yang menarik. Peserta pun menyertakan berbagai barang daur ulang yang telah mereka buat dalam kabaretnya. Selain lomba kabaret, acara tersebut juga diramaikan oleh beberapa stand dan hiburan berupa band. Seluruh kegiatan yang saya sebutkan diatas tentunya dihadiri oleh walikota Cimahi, yaitu Pak Ir. H. M. Itoc Tochija, MM beserta istri, yaitu Bu  Atty Suharty.
Saya rasa keputusan Cimahi untuk memisahkan diri dan menjadi kota mandiri sangat tepat, karena rupanya kota mungil ini dapat berkembang dengan pesat. Baru saja umurnya genap menginjak 11 tahun, tapi kota Cimahi sudah mampu menyabet beberapa penghargaan tingkat Nasional seperti piala Adipura untuk yang ketiga kalinya. Kota Cimahi sendiri pertama kali menerima Adipura pada 2009 dan 2010. Sedangkan pada 2011 Cimahi absen dan baru bisa kembali mendapatkannya di tahun 2012.
Prestasi ini tidak lepas dari peran serta dukungan para anggota CBEM, yang telah mensosialisasikan ilmu yang telah mereka dapat mengenai lingkungan kepada sesamanya. Bagi para anggota CBEM utusan dari setiap SMA di kota Cimahi memiliki kewajiban dan tugas untuk terus mensosialisasikan masalah lingkungan dan tetap melestarikan lingkungan. Mereka pun harus melaksanakan program kerja yang sebelumnya telah mereka presentasikan. Setiap tahun, akan dipilih lagi anggota CBEM baru utusan dari setiap SMA sebagai regenerasi organisasi.
Tapi walaupun begitu, seperti yang pernah saya baca di sebuah surat kabar, bahwa kota Cimahi masih perlu penghijauan meskipun kelihatannya dikelilingi oleh lahan-lahan subur yang produktif seperti sawah, kebun, bukit, dan lain-lain. Seperti contohnya di taman atau ruang terbuka hijau masih belum ideal. Jadi, kota Cimahi berencana akan menambah taman kota sebagai ruang terbuka hijau untuk umum.
Apapun keputusan yang akan diambil pemerintah kota Cimahi tentunya akan selalu saya dukung, selama hal itu baik dan menyangkut kemaslahatan bersama. Lagipula, masalah lingkungan ini sangat penting dan bisa saja menjadi masalah serius di kemudian hari. Masalah lingkungan ini mungkin tidak memberikan dampak negatif sekarang, tapi tidak ada salahnya apabila kita mencegah masalah tersebut. Terlebih, selama ini manusia yang merusak bumi dengan berbagai cara. Contohnya, membuang sampah sembarangan, penebangan hutan secara ilegal, dan manusia jugalah yang menyumbangkan bermacam-macam polusi, baik polusi cahaya, polusi udara, dan polusi lainnya.  Manusia yang telah mengeksploitasi lingkungan dan bumi secara besar-besaran tanpa ada timbal balik untuk memperbaiki bumi. Bagi saya sebagai siswa SMA, cara melestarikan bumi tak perlu dengan cara yang muluk-muluk. Terlebih, saya sama sekali tidak memiliki kekuasaan sebesar kekuasaan yang dimiliki pemerintah. Tapi, saya punya cara tersendiri untuk menjaga lingkungan. Contohnya, dengan menghemat pemakaian kertas untuk mencetak dokumen atau menulis. Cara lainnya adalah dengan senantiasa membuang sampah pada tempatnya, tidak merusak tanaman di sekitar lingkungan sekolah atau rumah, sebisa mungkin menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi, tidak menghambur pemakaian air dan sabun, dan lain-lain.
Pemerintah Cimahi, telah mampu menunjukkan ketanggapannya dalam menata dan mengurus kota. Dengan luas wilayah yang minim, tentunya jumlah sampah yang dihasilkan kota Cimahi pun tidak akan sebanyak kota Bandung, Karawang, apalagi kota Jakarta. Namun, hal itu tidak menyurutkan kota Cimahi untuk terus memperbaiki diri dan senantiasa menjadikan kota Cimahi yang hijau, bersih, rapih, dan nyaman bagi seluruh masyarakat.

Rujukan :

Cindy Meilita. @Cindyyymei. Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

About


07 - The Man That Can\'t Be Moved Mp3
Musicaddict.com