Menunggu saat itu tiba

"menunggu saat itu tiba."

mungkin itu yang dulu hingga kini ada di benakku. aku pun tak tau harus menunggu apa atau siapa. tapi yang aku tau, aku terlalu banyak menggantungkan impianku yang kadang tak realistis.

aku tau, suatu hari nanti, impianku mungkin saja akan membunuhku, menelantarkanku, menyakitiku, mematikan semangatku, dan menyia-nyiakan airmataku.

pada awalnya, aku tetap pada komitmenku untuk terus berusaha. tak ada niat untuk merebut, karena aku hanya menunggu. dan pada akhirnya, semua harus berakhir buruk.

apa yang aku takutkan kini terjadi. semakin nyata, semakin jelas. hari ini 'kejadian' itu harus terjadi. memaksa airmataku keluar drastis dan mengombang-ambingkan pikiranku. dan kini, aku mulai takut.

impian terbesarku, impian yang aku jaga baik-baik selama 3 tahun harus pupus dengan akhir yang mengharu biru. padahal sebelumnya aku sudah memprediksikan semua hal, mulai dari hal terburuk hingga hal terindah. tapi sayang, aku terlalu egois dan berusaha bersembunyi dari kenyataan. kenyataan yang meneriakkan, "hey, semua itu sia-sia! semua senyummu kini palsu! senyummu hanya berujung tangisan!" dan yah, sekarang aku menyadarinya.

tak ada satu orangpun yang ingin mengalami akhir tragis dan dramatis seperti ini. aku pun berharap bahwa suatu hari nanti waktu dapat berputar kembali dan aku dapat memperbaiki kesalahanku di masa ini. tapi itu tak mungkin, sama seperti impianku itu.

aku, dengan sisa-sisa ketegaran yang kini aku miliki, hanya bisa menunduk dan menangis. sesekali aku mendongakkan kepalaku ke atas, memandang langit, dan mencari cahaya rembulan. ini yang biasanya aku lakukan bersama orang yang aku sayangi. dan kini, aku harus melakukannya sendiri.

ada 2 pilihan untukku sekarang, yang pertama adalah melupakannya, dan yang kedua adalah menjauhinya. ah, entahlah. rasanya tak ada satu pun pilihan yang dapat aku ambil. terlebih, aku tak ingin membohongi diriku sendiri yang masih sangat menyayanginya, merindukannya, dan mungkin mencintainya.

sangat sulit bagiku untuk bersikap seolah-olah tak pernah ada kenangan indah antara aku dan dia. sulit, untuk menghapusnya dari setiap do'a yang aku panjatkan dalam sujudku. dan aku terlalu lemah untuk melupakan tatapan matanya, salah satu hal terbaik yang pernah aku miliki.

aku kembali pada hatiku, berharap hatiku kan mendapatkan jalan terbaik untukku dan dia, lebih tepatnya lagi untuk aku, dia, dan dirinya. aku tau, selama ini aku telah menyakiti oranglain dengan kasih sayang yang aku berikan. dan wajar saja, bila kini aku yang harus menderita.

ikhlas, aku coba ikhlas. mencoba mengkristalisasikan semua kenanganku bersamanya. mencoba melukis hal-hal terindah dengannya di sebuah album kenangan berwarna biru. mencoba membingkai semyum dan tatapan matanya yang sangat aku sukai. mencoba melepaskannya bersama orang lain yang hampir sempurna.

kini telah tiba saatnya untuk melupakannya. tidak, aku tidak akan melupakannya! aku hanya menanti waktu yang tepat untuk bersamanya. aku berdo'a pada Tuhan, "ya Allah yang Maha Rahman, aku mencintainya karena-Mu. aku titipkan rasa cinta ini pada-Mu ya Allah. dan bila telah tiba saatnya, tolong kembalikan rasa cinta itu seutuhnya. biarkanlah kami bersama dalam pernihakan yang sah karena menyebut nama-Mu" kemudian derai airmata dan isakan tangis mengakhiri do'aku.



n/b :
aku harap, suatu saat nanti kamu dapat membaca sedikit tulisan dari tangisanku ini. aku harap, kamu dapat merasakan apa yang kini aku rasakan. merasakan sakitnya kehilangan, merasa tersiksa karena harus memendam perasaan dalam-dalam, merasa tak berdaya karena cinta yang hanya impian. maaf, aku hanya bisa menyampaikan isi hatiku lewat tulisan. karena bila dihadapanmu, aku tak mau menangis dan menampakkan kelemahanku.

ingatkah kamu, saat kita berandai-andai mewarnai langit biru? berandai-andai dapat bersama, tanpa dibatasi dimensi ruang dan waktu? ingatkah kamu, saat kita berusaha mewujudkan impian kita berdua, untuk bisa duduk bersama di atas rerumputan yang hijau dan membingkainya dengan bingkai biru? atau ingatkah kamu, saat kita memandang cahaya bulan purnama bersama pada malam itu? aku harap kamu tidak melupakan kenangan itu.

jika, bertahun-tahun yang akan datang kita bertemu, jangan pernah lupakan aku. ingatlah aku sebagai bagian dari masa lalumu. walaupun berakhir sedih, bukankah aku pernah membawa tawa dan senyum untukmu pada masa ini? dan yang paling penting, jangan lupakan kasih sayangku yang aku jaga 3 tahun lamanya, dan mungkin akan aku jaga selama aku mampu. aku masih disini, tetap menunggumu. aku masih seperti dulu, menjadi salah satu orang yang mencintaimu dengan tulus. aku masih menjadi aku, yang tak pernah ingin melupakanmu.

izinkan aku, untuk bisa melihat senyummu dan menatap matamu lagi. sekaliiii saja, untuk yang terakhir kalinya. izinkan aku, untuk tetap bermimpi tentangmu. izinkan aku, untuk dapat meneriakkan namamu di sela-sela tangisku. dan izinkan aku, untuk terus menunggu dan mencintaimu hingga semua hal itu menjadi tak mungkin...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Menunggu saat itu tiba

Senin, 27 Februari 2012 - - 0 Comments

"menunggu saat itu tiba."

mungkin itu yang dulu hingga kini ada di benakku. aku pun tak tau harus menunggu apa atau siapa. tapi yang aku tau, aku terlalu banyak menggantungkan impianku yang kadang tak realistis.

aku tau, suatu hari nanti, impianku mungkin saja akan membunuhku, menelantarkanku, menyakitiku, mematikan semangatku, dan menyia-nyiakan airmataku.

pada awalnya, aku tetap pada komitmenku untuk terus berusaha. tak ada niat untuk merebut, karena aku hanya menunggu. dan pada akhirnya, semua harus berakhir buruk.

apa yang aku takutkan kini terjadi. semakin nyata, semakin jelas. hari ini 'kejadian' itu harus terjadi. memaksa airmataku keluar drastis dan mengombang-ambingkan pikiranku. dan kini, aku mulai takut.

impian terbesarku, impian yang aku jaga baik-baik selama 3 tahun harus pupus dengan akhir yang mengharu biru. padahal sebelumnya aku sudah memprediksikan semua hal, mulai dari hal terburuk hingga hal terindah. tapi sayang, aku terlalu egois dan berusaha bersembunyi dari kenyataan. kenyataan yang meneriakkan, "hey, semua itu sia-sia! semua senyummu kini palsu! senyummu hanya berujung tangisan!" dan yah, sekarang aku menyadarinya.

tak ada satu orangpun yang ingin mengalami akhir tragis dan dramatis seperti ini. aku pun berharap bahwa suatu hari nanti waktu dapat berputar kembali dan aku dapat memperbaiki kesalahanku di masa ini. tapi itu tak mungkin, sama seperti impianku itu.

aku, dengan sisa-sisa ketegaran yang kini aku miliki, hanya bisa menunduk dan menangis. sesekali aku mendongakkan kepalaku ke atas, memandang langit, dan mencari cahaya rembulan. ini yang biasanya aku lakukan bersama orang yang aku sayangi. dan kini, aku harus melakukannya sendiri.

ada 2 pilihan untukku sekarang, yang pertama adalah melupakannya, dan yang kedua adalah menjauhinya. ah, entahlah. rasanya tak ada satu pun pilihan yang dapat aku ambil. terlebih, aku tak ingin membohongi diriku sendiri yang masih sangat menyayanginya, merindukannya, dan mungkin mencintainya.

sangat sulit bagiku untuk bersikap seolah-olah tak pernah ada kenangan indah antara aku dan dia. sulit, untuk menghapusnya dari setiap do'a yang aku panjatkan dalam sujudku. dan aku terlalu lemah untuk melupakan tatapan matanya, salah satu hal terbaik yang pernah aku miliki.

aku kembali pada hatiku, berharap hatiku kan mendapatkan jalan terbaik untukku dan dia, lebih tepatnya lagi untuk aku, dia, dan dirinya. aku tau, selama ini aku telah menyakiti oranglain dengan kasih sayang yang aku berikan. dan wajar saja, bila kini aku yang harus menderita.

ikhlas, aku coba ikhlas. mencoba mengkristalisasikan semua kenanganku bersamanya. mencoba melukis hal-hal terindah dengannya di sebuah album kenangan berwarna biru. mencoba membingkai semyum dan tatapan matanya yang sangat aku sukai. mencoba melepaskannya bersama orang lain yang hampir sempurna.

kini telah tiba saatnya untuk melupakannya. tidak, aku tidak akan melupakannya! aku hanya menanti waktu yang tepat untuk bersamanya. aku berdo'a pada Tuhan, "ya Allah yang Maha Rahman, aku mencintainya karena-Mu. aku titipkan rasa cinta ini pada-Mu ya Allah. dan bila telah tiba saatnya, tolong kembalikan rasa cinta itu seutuhnya. biarkanlah kami bersama dalam pernihakan yang sah karena menyebut nama-Mu" kemudian derai airmata dan isakan tangis mengakhiri do'aku.



n/b :
aku harap, suatu saat nanti kamu dapat membaca sedikit tulisan dari tangisanku ini. aku harap, kamu dapat merasakan apa yang kini aku rasakan. merasakan sakitnya kehilangan, merasa tersiksa karena harus memendam perasaan dalam-dalam, merasa tak berdaya karena cinta yang hanya impian. maaf, aku hanya bisa menyampaikan isi hatiku lewat tulisan. karena bila dihadapanmu, aku tak mau menangis dan menampakkan kelemahanku.

ingatkah kamu, saat kita berandai-andai mewarnai langit biru? berandai-andai dapat bersama, tanpa dibatasi dimensi ruang dan waktu? ingatkah kamu, saat kita berusaha mewujudkan impian kita berdua, untuk bisa duduk bersama di atas rerumputan yang hijau dan membingkainya dengan bingkai biru? atau ingatkah kamu, saat kita memandang cahaya bulan purnama bersama pada malam itu? aku harap kamu tidak melupakan kenangan itu.

jika, bertahun-tahun yang akan datang kita bertemu, jangan pernah lupakan aku. ingatlah aku sebagai bagian dari masa lalumu. walaupun berakhir sedih, bukankah aku pernah membawa tawa dan senyum untukmu pada masa ini? dan yang paling penting, jangan lupakan kasih sayangku yang aku jaga 3 tahun lamanya, dan mungkin akan aku jaga selama aku mampu. aku masih disini, tetap menunggumu. aku masih seperti dulu, menjadi salah satu orang yang mencintaimu dengan tulus. aku masih menjadi aku, yang tak pernah ingin melupakanmu.

izinkan aku, untuk bisa melihat senyummu dan menatap matamu lagi. sekaliiii saja, untuk yang terakhir kalinya. izinkan aku, untuk tetap bermimpi tentangmu. izinkan aku, untuk dapat meneriakkan namamu di sela-sela tangisku. dan izinkan aku, untuk terus menunggu dan mencintaimu hingga semua hal itu menjadi tak mungkin...

This entry was posted on 23.08 and is filed under New , Poetry . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar:

Cindy Meilita. @Cindyyymei. Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

About


07 - The Man That Can\'t Be Moved Mp3
Musicaddict.com